Saturday, December 19, 2009

MIGRATION : SALAM MAAL HIJRAH

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr 59: 18)

Orang bertakwa hendaknya mempunyai visi ke depan, visi yang melampaui alam dunia ini, yaitu alam akhirat. Jadi, selaku orang bertakwa, kita tidak cukup memikirkan visi-visi duniawi berupa agenda bulanan, tahunan, belasan tahun, ataupun puluhan tahun ke depan, tetapi lebih jauh dan penting dari itu adalah kehidupan setelah ini, kehidupan akhirat yang abadi. Tidak semua kita mampu menghayati ayat tersebut. Sebagian kita mengetahui makna lafzhiyahnya, tapi tidak setiap kita mampu merenungkannya sehingga menjadi stimulus yang mampu merubah gaya hidup dan cara berfikir kita.

Penyebabnya boleh jadi karena agenda duniawi yang memenuhi pikiran, sehingga tidak lagi tersedia ruang dalam otak kita untuk program hidup di akhirat. Masih banyak agenda-agenda duniawi jangka pendek yang menguras pikiran, tenaga, dan waktu. Sehingga sangat sedikit bahkan tidak ada waktu lagi yang diluangkan untuk memikirkan persiapan kehidupan akhirat.

Keyakinan akan hidup akhirat akan membuat kita:

Pertama, termotivasi untuk beramal shaleh, sebab amal shaleh akan mengantar seseorang ke dalam surga, sedangkan amal jelek akan membawa ke neraka.

“Dan orang-orang yang beriman serta beramal shaleh, mereka itu penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Al Baqarah 2: 82)

Kita tentu lebih merindukan surga dengan segala kenikmatannya ketimbang neraka dengan semua azabnya.

“Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni surga; penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung”. (Al-Hasyr 59: 20)

Kedua, keyakinan pada akhirat akan menimbulkan sikap ikhlas dalam diri, karena semua kebaikan akan dibalas oleh Allah dengan yang lebih baik. Maka kita tidak perlu bermalasan dalam ibadah.

Ketiga, adalah menghindari perbuatan tercela. Perbuatan tercela akan dibalas oleh Allah dengan musibah dan azab, kalau tidak di dunia, nanti di akhirat. Sementara, di akhirat, mulut tidak dapat membela diri, karena yang menjawab adalah anggota badan kita masing-masing yang pernah melakukan.

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”
(QS. Yasin 36 : 65).

Change will not come if we wait for some other person or some other time. We are the ones we've been waiting for. We are the change that we seek.

1 comment:

Zanck said...

kembalikan diri menuju awal kefitrahan diri kita diciptakan di muka bumi ini..

Visit Me, please..

http://uzanck-area.blogspot.com/